Pendahuluan
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan GO-JEK merupakan sebuah perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani angkutan melalui jasa ojek. Bermula Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim sebagai perusahaan transportasi roda dua melalui panggilan telepon, GO-JEK kini telah tumbuh menjadi on-demand mobile platform dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan lengkap mulai dari transportasi, logistik, pembayaran, layan-antar makanan, dan berbagai layanan on-demand lainnnya. (id.wikipedia.org)
GO-JEK adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Kegiatan GO-JEK bertumpu pada 3 nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Hingga bulan Juni 2016, aplikasi GO-JEK sudah diunduh sebanyak hampir 10 juta kali di Google Play pada sistem operasi Android. Saat ini juga ada untuk iOS, di App Store. Berikut merupakan fitur dan layanan yang ditawarkan GO-JEK pada situs resminya (go-jek.com) :
- GO-SEND, layanan transportasi barang
- GO-RIDE, layanan transportasi penumpang dengan sepeda motor
- GO-FOOD, layanan pemesanan makanan
- GO-MART, layanan berbelanja
- GO-BOX, layanan pengantaran barang berukuran besar
- GO-CLEAN, layanan membersihkan rumah
- GO-GLAM, layanan kecantikan
- GO-MASSAGE, layanan pemijatan
- GO-BUSWAY, layanan pengantaran penumpang ke halte TransJakarta
- GO-TIX, layanan pemesanan tiket
- GO-CAR, layanan transportasi dengan mobil
- GO-AUTO, layanan montir
- GO-MED, layanan pembelian obat
- GO-PULSA, layanan isi pulsa elektronik
- GO-SHOP, layanan belanja barang
- GO-BLUEBIRD, layanan transportasi dengan taksi reguler Blue Bird Group (kerjasama)
Saat ini, GO-JEK telah beroperasi di 50 kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Balikpapan, Malang, Solo, Manado, Samarinda, Batam, Sidoarjo, Gresik, Pekanbaru, Jambi, Sukabumi, Bandar Lampung, Padang, Pontianak, Banjarmasin, Mataram, Kediri, Probolinggo, Pekalongan, Karawang, Madiun, Purwokerto, Cirebon, Serang, Jember, Magelang, Tasikmalaya, Belitung, Banyuwangi, Salatiga, Garut, Bukittinggi, Pasuruan, Tegal,Sumedang, Banda Aceh, Mojokerto, Cilacap, Purwakarta, Pematang Siantar, dan Madura serta pengembangan di kota-kota lainnya. (go-jek.com)
Berdasarkan informasi pada situs Kompas.com, layanan ride-sharing dan pembayaran digital, Go-Jek, berencana ekspansi ke negara lain di wilayah Asia Tenggara dalam beberapa pekan ke depan. Hingga pertengahan tahun ini, Go-Jek bakal mengepakkan sayapnya ke tiga negara di Asia Tenggara. Jika benar, ini merupakan langkah besar setelah bertahun-tahun Go-Jek hanya beroperasi di Indonesia. “Persiapan berjalan lancar dan dalam beberapa pekan ke depan, peluncuran negara pertama kami (di luar Indonesia) akan diumumkan. Ini akan diikuti tiga negara Asia Tenggara lain hingga pertengahan tahun 2018,” kata CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, dalam bocoran e-mail yang beredar. Tak dijabarkan lebih detail, negara mana saja yang menjadi target ekspansi. Akan tetapi, eksekutif Go-Jek lainnya sebelumnya pernah mengumbar rencana untuk ekspansi ke Filipina tahun ini.
Sejak layanannya dirilis pertama kali delapan tahun lalu, Go-Jek telah berkembang pesat dan merajai pasar Tanah Air. Layanan tersebut bisa dibilang mengubah kebiasaan hidup masyarakat modern. Potensi bisnis Go-Jek pun dilirik investor lokal dan global. Baru-baru ini, Go-Jek mengumumkan suntikan dana dengan total 1,2 miliar dollar AS (Rp 16 triliun) yang dipimpin perusahaan asal China, Tencent. Beberapa nama yang turut dalam pendanaan itu adalah Alphabet Google, Meituan-Dianping, Temasek, Astra, dan Grup Djarum dalam pembiayaan ekpansi internasional. (bisnis.tempo.co)
Rumusan masalah
Pada makalah ini penulis melakukan perumusan masalah yaitu dengan pertanyaan makalah, apakah ekspansi go-jek telah sesuai atau tepat penerapannya terhadap teori yang disampaikan dikelas ?
Pembahasan
Keputusan layanan ride-sharing dan pembayaran digital, Go-Jek, berencana ekspansi ke negara lain di wilayah Asia Tenggara yang terdiri dari Singapura, Vietnam, Thailand, dan Philipina. Menurut situs autotekno.sindonews.com, ekspansi bisnis Go-Jek ke sejumlah negara ini tak lain sebagai langkah menjegal pesaing utamanya, Grab. Terlebih aplikasi Uber sudah menyerah bermain di pasar ASEAN dan belum lama ini menjual bisnisnya ke Grab. Ekpansi ini didukung dengan pendanaan yang cukup besar yaitu sebesar $672 juta. Beberapa nama yang turut dalam pendanaan itu adalah Tencent, Alphabet Google, Meituan-Dianping, Temasek, Astra, dan Grup Djarum. Dari investasi tersebut Go-Jek akan menggunakan $500 juta untuk menggulirkan langkah ekspansi internasional perdananya (industri.bisnis.com).
Berdasarkan laporan dari inet.detik.com, CEO Go-Jek Nadiem Makarim menjelaskan bahwa tujuan dari ekpansi pasar ini adalah berkolaborasi dengan negara-negara tersebut dan pemerintahnya, supaya manfaat teknologi kami bisa memberikan dampak luas bagi semua kalangan. Baik bagi konsumen yang menginginkan layanan yang cepat dan kompetitif, maupun mitra pengemudi yang mencari penghasilan tambahan. Nadiem juga menjelaskan bahwa cara terbaik bagi Go-Jek untuk mewujudkan ekspansi internasionalnya adalah dengan menggandeng mitra lokal yang bertalenta. Mitra lokal yang memiliki kesamaan visi tentu memahami cara terbaik untuk melayani kebutuhan pasar domestiknya. Disini peranan Go-Jek adalah sebagai penasihat, berbagi pengalaman dalam hal operasional serta pengembangan bisnis. Sehingga para mitra dan tim lokal dapat menciptakan dampak positif yang Go-Jek ciptakan, dengan cara-cara terbaik dan sesuai karakter dan kebutuhan negara mereka. Hal ini guna memastikan operasional usaha dapat berjalan dengan baik dan maksimal dengan dukungan pemahaman dan pengalaman mendalam terhadap karakter seta seluk beluk pasar di masing-masing negara (industri.bisnis.com). Selain itu, berdasarkan situs rappler.com, yang menjadi salah satu visi Go-Jek di tahun depan adalah mencoba memenuhi keinginan pelanggannya. Menurut Nadiem, “Orang Indonesia menginginkan segala hal. Jika mereka menginginkan sesuatu, apapun itu, dalam 60 menit, selama tidak melanggar hukum, mereka bisa dapatkan melalui aplikasi Go-Jek,” Go-Jek menyadari bahwa transportasi hanya salah satu elemen dari bisnis berbasis on demand, dan proyek terbarunya masih akan berbasis pada hal tersebut. Imbuhnya bahwa mereka akan mengikuti ke mana pasar membawa mereka. Jadi, Go-jek akan selalu mendengarkan reaksi masyarakat dan melakukan evaluasi secara terus menerus.”
Langkah pertama Gojek dalam melakukan ekspansi adalah ‘membajak’ pengemudi eks Uber. Dengan persyaratan lebih mudah ketimbang Grab seperti hanya membawa STNK, KTP atau Kartu Keluarga saja untuk mendaftar, sudah resmi menjadi bagian dari keluarga besar Gojek. Adapun untuk menjadi pengemudi Grab, tidak serta-merta langsung diterima. Mereka harus mendaftar lagi kemudian menjalani serangkaian tes berkendara atau safety riding (viva.co.id). Dalam melakukan ekspansi ini Go-Jek terlihat menggunakan cara dengan joint venture, hal ini dikarenakan joint venture memiliki keuntungan dalam kemudahan perizinan bisnis dan juga berguna dalam pemahaman situasi pasar di negara yang akan di ekspansi. Pada saat ini Go-Jek berada pada tahap siklus bisnis yang mengalami tahap pertumbuhan, sehingga sudah tepat Go-jek melakukan ekspansi untuk mengambil kesempatan memasuki pangsa pasar baru mengingat kesuksesan Go-jek di Indonesia sebagai layanan ride-sharing dan pembayaran digital.
Dalam melaksanakan ekspansi pasar yang dilakukan oleh Go-Jek ke beberapa negara di wilayah Asia Tenggara yang terdiri dari Singapura, Vietnam, Thailand, dan Philipina diperlukan pertimbangan-pertimbangan sebelum melanjutkan kegiatan ekspansi. Seperti kondisi ekonomi negara, peluang pasar, stabilitas ekonomi dan lain-lain. Di Singapura kita ketahui bahwa sebagai negara yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi serta tingkat teknologi yang tinggi hingga sumber daya manusia berkualitas merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan untuk dilakukan ekspansi pasar. Go-jek dengan inovasinya yang terus berkembang akan sangat lebih optimal jika dipadukan dengan kondisi ekonomi, teknologi, dan SDM di Singapura.
Selain di Singapura, Gojek akan melakukan ekspansi pasar ke Philipina. Sama seperti Indonesia, Filipina merupakan negara kepulauan. Negara berpenduduk 100 juta jiwa dan rumah bagi kota dengan lalu lintas ketiga terburuk di Asia Tenggara. Berdasarkan keterangan antaranews.com, ibukota Philipina yaitu Manila merupakan daerah yang sama persis dengan ibukota Indonesia di Jakarta, yaitu rawan kemacetan. Penyebab utama kemacetan adalah banyaknya kendaraan pribadi dan umum yang didominasi angkutan massal seperti bus dan jeepney-angkot serta taksi baik sedan ataupun minibus. Hal ini menjadi peluang Go-jek untuk melakukan bisnis Go-Car, Go-Jek, Go-Food dan lain-lain sebagai salah satu cara untuk mengatasi kemacetan tersebut, seperti yang telah dilakukannya di Indonesia.
Selain di Philipina, Gojek akan melakukan ekspansi pasar ke Thailand. Menurut situs Msn.com, Thailand merupakan negara terpadat keempat di Asia Tenggara ini sangat ramai, khususnya Bangkok. Ibu kota ini sangat ramai dan dijuluki sebagai kota yang memiliki lalu lintas terburuk di kawasan. Dengan reputasi seperti ini tak heran mengapa ojek berseliweran dan menjadi angkutan penting bagi masyakarat Bangkok. Ojek adalah angkutan umum informal dan membantu menavigasi melalui jalan-jalan tikus dan lorong-lorong sempit selama jam-jam sibuk. Inilah sebabnya mengapa aplikasi sepeda motor resmi di Bangkok, GoBike, hadir. Terutama setelah UberMoto dan GrabBike dipaksa untuk menghentikan operasionalnya di Bangkok pada Mei 2016.
Selain di Thailand, Gojek akan melakukan ekspansi pasar ke Vietnam. Negara yang dinilai Go-jek sebagai pasar potensial untuk diekspansinya, menurut situs viva.co.id, Go-jek diawal ekpansinya tidak akan akan membebankan biaya komisi 20 persen kepada mereka tetapi menawarkan pemasangan gratis sistem penentuan posisi geografis. Hal ini dilakukan untuk menarik mitra pengemudi Vietnam. Hal ini terlihat seperti penawaran yang menarik menurut salah satu sopir Grab di Vietnam. Hal ini dikarenakan dia saat ini harus membayar komisi sebesar 28 persen untuk Grab.
Selain keempat negara diatas, berdasarkan laporan yang diberitakan oleh msn.com, Myanmar juga dinilai akan menjadi salah satu target utama Go-Jek untuk melakukan ekpansi pasar. Hal ini dikarenakan Negara ini baru membuka diri dengan teknologi setelah puluhan tahun di bawah kekuasaan junta militer. Melonjaknya pengguna smartphone untuk memesan taksi merupakan pangsa pasar dan hal yang wajar. Sebab, konsep ini memang relatif baru di Myanmar. Negara berpenduduk 54 juta jiwa atau terpadat kelima di Asia Tenggara ini dipilih Gojek lantaran dinilai sebagai “tambang emas”. Ini dikarenkan Yangon sebagai bekas ibu kota negara itu, memiliki penduduk padat dan layanan lalu lintas yang buruk. Tidak dimungkinkan kota ini menjadi incaran Gojek dan Grab, karena layanan taksi telah mendapatkan popularitas di sana beberapa tahun terakhir. Selain itu, Pusat Komando Lalu Lintas Yangon telah dibangun tahun lalu untuk membantu memerangi kemacetan jalan yang kronis.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan bahwa keputusan go-jek dalam melakukan ekspansi ke negara lain di wilayah Asia Tenggara yang terdiri dari Singapura, Vietnam, Thailand, dan Philipina dinilai sudah tepat. Hal ini dikarenakan Go-jek membutuhkan pangsa pasar baru untuk kebutuhan bisnisnya, sebab hal ini untuk mengatasi agar pasar tidak mengalami kejenuhan. Pada pembahasan sebelumnya disimpulkan bahwa sangat jelas negara-negara yang menjadi target ekspansi memiliki peluang pasar dan market pasar yang sangat luas. Dan yang menjadi resiko utama ekspansi ini yaitu pesaing besar seperti Grab yang telah lebih dulu melakukan ekspansi pasar di Asia tenggara.
Selain itu, penilaian Go-jek dalam menentukan negara-negara target ekspansi dinilai telah sesuai dengan salah satu strategi ekspansi global, yaitu investasi harus yang paling menguntungkan dan perencanaan yang sistematis. Hal ini dapat dilihat sebagaimana Go-jek melatarbelakangi setiap negara-negara yang dijadikan target eksnpansi. Sementara itu, Go-jek juga melakukan proteksi dengan terus mendengarkan reaksi masyarakat dan melakukan evaluasi terus menerus.
Daftar Pustaka
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/29/08400497/go-jek-segera-ekspansi-ke-luar-indonesia, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://www.go-jek.com/about/, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/GO-JEK, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
http://www.asliindonesia.net/perbandingan-ojek-online-gojek-vs-grab-bagus-mana/#, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://www.viva.co.id/digital/startup/1005964-gojek-vs-grab-siapa-yang-paling-sukses-di-indonesia, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://www.kominfo.go.id/content/detail/12687/buka-peluang-unicorn-majukan-ekonomi-digital-asean/0/berita_satker, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://www.viva.co.id/digital/startup/1039135-5-penantang-gojek-bila-benar-benar-ekspansi-ke-filipina, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://www.antaranews.com/berita/598541/jakarta-manila-sama-macetnya-beda-tertibnya, diakses pada tanggal 3 Juni 2018
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20180522144643-185-300370/juli-mendatang-gojek-mulai-mengaspal-di-vietnam diakses pada tanggal 6 Juni 2018
https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/gojek-vs-grab-siapa-pemenang-di-asia-tenggara/ar-AAvoGZj diakses pada tanggal 6 Juni 2018
http://industri.bisnis.com/read/20180524/98/799182/investasi-us500-juta-go-jek-ekspansi-ke-vietnam-singapura-thailand-dan-filipina diakses pada tanggal 6 Juni 2018
https://www.viva.co.id/digital/startup/1037829-terkuak-gojek-akan-beroperasi-di-negara-ini-pada-juli-2018 diakses pada tanggal 6 Juni 2018
https://zamanow.com/biz/1700-gojek-mulai-meluncur-di-vietnam-juli-mendatang, diakses pada tanggal 6 Juni 2018